Part History of Gedung Tinggi Tambun-Bekasi - Pernak Pernik Sejarah

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 17 November 2010

Part History of Gedung Tinggi Tambun-Bekasi

Gedung Tinggi atau Geduang Juang Atau Gedung Pakpak, adalah nama salah satu bangunan bekas peninggalan masa Kolonial, dibangun pada tahun 1910 milik seorang Tuan Tanah orang China
yang bagi siswa-siswa ku di Punus sudah pasti populer
Karena bangunan tersebut terletak kurang dari 1 KM jaraknya dari sekolah
Dan terletak persis di jalan utama

Mungkin bangunan tua yang masih kokoh berdiri, bagi seagian orang dianggap tak terlalu penting
Disamping banyak coretan tangan2 iseng
Di dalam gedung tua tersebut hanyalah bangunan kosong
Yang dihuni oleh kelelawar, dengan "bau" kotoran yang sangat menyengat

Tak banyak yang tau, gedung tersebut sangat bersejarah,
Tak perlu studi tour ke Kota Tua, Bandung, Jogjakarta
Jika yang jaraknya tak jauh dari kita ternyata menyimpan sejarah yang luar biasa
Mudah di jangkau, murah dan efesien, dalam waktu 10 menit berjalan kaki pun kita sudah bisa ke Gedung Juang

Lalu apa yang menarik dari Gedung Juang?
Sejak Indonesia merdeka tahun 1945, Gedung juang di jadikan sebagai basis perjuangan
Masyarakat Bekasi pada waktu itu, basis pertahanan BKR
Sekaligus tempat untuk merawat para korban luka peperangan

Ada yang menarik lebih dari itu semua
Pernahkah kalian perhatikan patung yang tepat berada di depan gedung juang?
4 buah patung, replika para pejuang
1 orang BKR memegang senjata, 1 orang pemuda laskar, saru wanita dari PMR
dan satu orang laki2 berpeci memegang "Bedog"
siapakah orang itu??

Dialah yang disebut dengan "Jawara" jawara adalah orang kuat
Preman, orang yang disegani sekaligus ditakuti bukan hanya oleh masyarakat setempat,
juga oleh orang Belanda pada saat itu
lalu adakah kontribusi dari para jawara ini bagi perjuangan masyarakat bekasi?

Jawara ada 2 mereka yang memberikan bantuan bagi perjuangan masyarakat Bekasi
dan Jawara yang tergabung dalam "Barisan rampok"
Siapapun yang lewat dari Jakarta menuju Purwakarta ataupun sebaliknya
Mereka Rampok dan tak segan2 memakai kekerasan bahkan dibunuh
Meskipun yang dirampok adalah orang Indonesia endiri

lalu apa kontribusi dari para "Jawara" ini bagi perjuangan masyarakat Bekasi:
1. sebagai seseorang yang ditakuti dan disegni mereka memberikan perlindungan kepada para pemimpin TKR dari kejaran Belanda
2. Sebagai orang yang kuat, mereka memberikan "isim2" atau mantra2 sebagai "pelindung" bagi para pemimpin TKR
3. Sebagai orang yang kaya, mereka memberikan bantuan makanan bagi para pejuang yang sembunyi di hutan sebagai taktik perjuangan para pejuang Bekasi pada saat itu dalam taktik gerilya, yang pada saat itu mereka sebut dengan "masa menghilang" siang hari mereka sembunyi di hutan dan malam hari melakukan "pergerakan" menyerang basis2 tentara Belanda. Dalam masa mernghilang tersebut, diperlukan makanan yang tak sedikit ketika mereka berada di hutan. kontribusi makanan inilah, diantaranya berasal dari para "jawara tersebut"

Eksistensi para "Jawara" ini dan peranan2nya bermacam2, ada yang mendirikan pesantren
Akibat "Eksisnya" "ulah" para jawara ini, bahkan sampai menimbulkan kemarahan dari Presiden kita dan Menteri Luar Negeri AS pada saai itu
Ketika 90 tawanan Jepang yang harusnya di pulangkan ke Jepang, malah dicegat dan dibunuh oleh masyarakat yang dipelopori oleh para jawara pada saat itu, peristiwa ini di kenal dengan Insiden Kali Bekasi
Dan ketika kapal asing di Cakung ditembak, seluruh awak yang di curigai mata2 ditangkap dan dibunuh lagi2 dipelopori oleh para Jawara, menimbulkan reaksi kemarahan dari AS dan berujung pada peristiwa Bekasi lautan api
Sehingga Soekarno mengatakan bahwa "hal yang dilakukan para pemuda dapat dipahami sebagai daerah yang masih liar dan belum ditundukkan....."

Ending: Terlepas dari itu semua aku kembalikan lagi kepada kalian, baik, buruk, benar, tidak sejarah tidak pernah men"judge"
dari cerita-cerita sejarah lah banyak nilai2 positif yang kita ambi, hal ini yang terjadi, ketika tahun yang lalu kelas X ku ajak ke Gedung Juang, awal aku ragu, takut mereka menolak apalagi dari sekolah kuajak berjalan kaki
Tapi di luar dugaan, meski jarak dekat, panas berjalan kaki, mereka antusias, senang ketika kuajak berjalan dan mewawancara LVRI disana
Yang lebih menyentuh ketua LVRI berkata "Sudah lama tak pernah ada kunjungan dari sekolah manapun, untuk datang dan menanyakan sejarah Bekasi, padahal disini ada kami, orang2 yang dulu berjuang mempertahankan Bekasi"

Lewat tulisan ini, aku titipkan pesan "Meskipun aku bukan orang Bekasi, pelajari dan kenal lah sejarah Lokal tempat kalian tinggal, agar kalian bisa memahami, mengerti dan mengambil nilai2 historis para pahlawan yang ada di daerah mu terlebih dahulu, sebelum kalian mengenal peristiwa dan orang2 besar dalam lingkup nasional"

1 komentar:

  1. HORMATI SEJARAH DAN PARA PAHLAWAN KITA ..DARAH KERINGAT BAHKAN NYAWAPUN RELA MEREKA KORBANKAN UNTUK BUMI TERCINTA KITA INDONESIA

    BalasHapus